Global Modelling Report: Langkah Wärtsilä Menuju Efisiensi Energi Global
- Januari 24, 2025
- Posted by: nadia
- Category: Blog ,

Pada 11 Desember 2024, Wärtsilä menyelenggarakan Round Table Discussion terkait kajian Global Modelling terkait perjalanan menuju Net Zero Emission yang dirilis serentak di seluruh negara dimana Wärtsilä beroperasi, termasuk di Indonesia.

Hasil laporan berjudul “Crossroads to Net Zero” ini dipaparkan oleh Febron Siregar, Direktur sales Wärtsilä Energy Indonesia dalam diskusi terbatas yang juga dihadiri oleh Irwan Wahyu Kurniawan (Senior Geothermal Inspector, Direktorat Panas Bumi, Kementerian ESDM RI), Ricky Faizal (Vice President Pengendalian RUPTL PT PLN Persero), dan Alloysius Joko Purwanto (Economic Research Institute for ASEAN and East Asia) sebagai moderator.


Pemodelan sistem tenaga listrik global dari Wärtsilä yang disajikan dalam laporan tersebut membandingkan dua jalur untuk periode 2025 hingga 2050 dengan tujuan mengurangi emisi gas rumah kaca dan membatasi pemanasan global sesuai target Perjanjian Paris. Pada skenario pertama, hanya energi terbarukan seperti tenaga angin dan surya, serta penyimpanan energi, yang dimasukkan ke dalam bauran energi. Sementara pada jalur kedua, teknologi pembangkit listrik yang fleksibel yang mampu menyesuaikan pasokan dengan cepat untuk mendukung sifat intermiten energi terbarukan yang juga ditambahkan ke dalam sistem.

Tindakan tegas dari sektor kelistrikan juga sangat penting untuk mencapai transisi energi berbiaya rendah dan rendah emisi sesuai target Perjanjian Paris 2050. Hal ini mencakup percepatan perluasan energi terbarukan dengan meningkatkan sistem transmisi, menyederhanakan perizinan, serta mempercepat pengembangan teknologi penyeimbang untuk menjaga keandalan dan ketahanan jaringan. Reformasi pasar listrik juga diperlukan untuk memberikan insentif pada fleksibilitas seperti pengenalan layanan tambahan dan penyesuaian harga yang mendukung integrasi energi terbarukan. Selain itu, pemilihan teknologi penyeimbang yang future-proof dan penggunaan gas alam sebagai bahan bakar transisi menjadi langkah penting untuk mendukung dekarbonisasi sektor listrik dan mempersiapkan infrastruktur serta kebijakan yang mendorong penggunaan bahan bakar berkelanjutan.