Merajut Sekat, Merajut Cerita: Komunikasi Integratif untuk Masa Depan Berkelanjutan
- Juni 5, 2025
- Posted by: Ratu Mazia
- Category: Blog ,

Jakarta, 03 Juni 2025 – Purpose, lembaga nirlaba yang berfokus pada isu-isu sosial dari Amerika Serikat, menggelar sebuah acara inspiratif bertajuk Dari Narasi Menjadi Aksi – Cerita untuk Cipta yang mengangkat tema penting seputar komunikasi, kolaborasi, dan keberlanjutan. Acara yang dihadiri ratusan peserta dari lembaga nirlaba, CSO (Civil Society Organizations), dan akademisi, berlangsung di Hotel Morrissey, Jakarta, menghadirkan narasumber ahli antara lain Elvera N. Makki, selaku Pendiri & CEO VMCS Public Relations, dosen Ilmu Komunikasi di LSPR Communication and Business Institute, serta Yanuar Nugroho Pendiri dan Penasihat NALAR Institut, Longgena Ginting Direktur Purpose Indonesia dan Michelle Winowatan sebagai moderator.

Dalam paparannya yang bertajuk “Merajut Sekat, Merajut Cerita: Komunikasi Integratif untuk Masa Depan Berkelanjutan”, Elvera menekankan bahwa kekuatan komunikasi tidak terletak hanya pada kreativitas, tetapi pada kejelasan tujuan. Sebelum membuat kampanye yang memikat, penting untuk memahami arah dan dampak yang ingin dicapai. “Komunikasi yang baik bukan dimulai dari ide yang kreatif, tetapi justru dari pemahaman yang jernih akan tujuannya, penentuan target audience yang jelas, dan dengan demikian, harus melakukan riset untuk pemetaan isu dan pemangku kepentingan,” ungkapnya.
(Dari kiri ke kanan) Michelle Winowatan (Moderator), Longgena Ginting (Direktur Purpose Indonesia), Elvera N. Makki (Pendiri & CEO VMCS Public Relations), Yanuar Nugroho (Pendiri dan Penasehat NALAR Institut).
Elvera juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas peran dan sektor dalam menciptakan kampanye yang berdampak. Komunikasi integratif menjadi pendekatan kunci yakni komunikasi yang mampu menjembatani berbagai perspektif, menyatukan nilai, dan membangun kesepahaman antar pemangku kepentingan. Di sinilah peran seorang profesional komunikasi diuji, yaitu tidak hanya menjadi penyampai pesan, tetapi menjadi penghubung, pendengar aktif, dan fasilitator ruang dialog.

Lebih jauh, Elvera menegaskan bahwa seorang praktisi komunikasi terutama di bidang public relations harus dibekali dengan sikap positif dan percaya diri. Keyakinan ini menjadi fondasi dalam membangun relasi yang saling percaya serta menciptakan ruang komunikasi yang terbuka dan kolaboratif.

Ia juga mengingatkan bahwa komunikasi tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan kolaborasi nyata dengan berbagai pihak dari komunitas, media, hingga sektor swasta dan institusi publik. Kampanye yang kuat lahir dari proses bersama, bukan dari satu suara dominan, dan penting untuk mengesampingkan ego sektoral. Dalam hal ini, co-creation menjadi strategi yang tidak bisa diabaikan, untuk membangun solusi bersama sejak awal, bukan sekadar meminta dukungan di akhir.
Sebagai penutup, Elvera menyampaikan pesan penting: “Komunikasi tidak berhenti di kata-kata. Ia harus diikuti oleh aksi. Di masa depan, kemampuan berkomunikasi dengan empati, memahami dinamika sosial media, dan benar-benar hadir dalam realita akan menjadi keterampilan kunci. PR tidak cukup hanya hadir di ruang publik, tapi juga harus turun ke lapangan, terlibat, dan memastikan bahwa pesan yang disampaikan benar-benar menjadi kenyataan.”
Acara Cerita untuk Cipta menjadi pengingat bahwa komunikasi dan kolaborasi bukan hanya alat bantu, melainkan fondasi utama dalam membangun masa depan yang lebih kuat dan terhubung
