Kolaborasi Wärtsilä dan ITB Gelar Workshop Stabilitas Sistem Kelistrikan untuk Mendukung Transisi Energi Indonesia
- Mei 28, 2025
- Posted by: Christopher Etienne
- Category: Blog ,

Febron Siregar, Sales Director Business Development Wärtsilä Indonesia (tengah, ketujuh dari kiri), Dr. Ir. Nanang Hariyanto, Ketua Laboratorium Sistem Tenaga dan Dinamika Jaringan, Sekolah Teknik EIektro dan Informatika (STEI), ITB (tengah, ketujuh dari kanan), dan Dr. Kevin M. Banjarnahor. S.T., M.T., (kedua dari kiri) bersama para pembicara ahli dari Wärtsilä dalam workshop Stabilitas Sistem Kelistrikan Indonesia di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung (7 Mei 2025).
Pada hari Rabu, 7 Mei 2025 – Wärtsilä Energy berkolaborasi dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam menyelenggarakan Workshop Stabilitas Sistem Kelistrikan Indonesia. Bertempat di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Wärtsilä Energy menyajikan sesi-sesi mendalam mengenai tantangan stabilitas jaringan, teknologi ICE, dan pentingnya fleksibilitas dalam sistem energi modern. Para peserta juga mempelajari potensi hybrid power system dan pemanfaatan hidrogen di masa depan.Acara ini mempertemukan para profesional energi, akademisi, dan mahasiswa teknik elektro dan informatika untuk membahas solusi menjaga stabilitas jaringan listrik di tengah peningkatan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia.
Dengan semakin meluasnya penggunaan tenaga surya dan angin, sistem kelistrikan Indonesia menghadapi tantangan baru, yaitu menurunnya inersia sistem yang dapat mempengaruhi keandalan jaringan. Workshop ini menghadirkan pendekatan praktis untuk mengatasi tantangan tersebut, terutama dengan pemanfaatan pembangkit listrik berbasis mesin pembakaran dalam (internal combustion engine/ICE) sebagai solusi fleksibel dan andal.
Lokakarya ini menghubungkan teori dengan aplikasi di dunia nyata, mempersiapkan generasi insinyur di masa depan untuk memastikan stabilitas dan keandalan sistem kelistrikan Indonesia. Selama transisi ini, daya penyeimbang yang lebih fleksibel dan terukur akan dibutuhkan untuk menjaga keamanan pasokan energi.
Transisi energi Indonesia menuju net-zero membutuhkan teknologi yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga fleksibel. Banyaknya pembangkit ICE yang saat ini beroperasi sebagai baseload, sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai penyeimbang energi terbarukan seperti surya dan angin. Ini adalah langkah penting menuju sistem listrik yang lebih tangguh dan efisien.
Workshop ditutup dengan ajakan kepada peserta mahasiswa dan profesional muda untuk terlibat aktif. Tujuannya agar generasi muda tidak hanya menjadi pengamat, tetapi menjadi pemimpin dalam transformasi energi Indonesia. Tantangannya nyata, tapi peluang untuk menciptakan masa depan energi yang lebih cerdas dan bersih juga sangat besar.
Galeri Foto


